Tahap-1: Pra Perawatan Ortodonti
Pemeriksaan dimulai dengan menanyakan riwayat kesehatan umum serta gigi dan mulut. Jika kamu dinyatakan bebas dari gigi berlubang (karies ) dan masalah gusi, langkah selanjutnya adalah pengambilan rontgen ( x – ray ) panoramik dan sefalometrik, pengambilan cetakan gigi, serta foto gigi dan wajah. Data ini digunakan untuk membuat rencana perawatan ortodonti.
Langkah-langkah Perawatan Ortodonti:
-
Konsultasi: keluhan, motivasi, riwayat kesehatan
-
Pemeriksaan Klinis: pemeriksaan wajah, sendi rahang, gigi geligi
-
Pencetakkan Gigi: mereplikasi susunan gigi dan struktur anatomi sekitar gigi
-
Rontgen: foto radiograf gigi, tulang rahang dan wajah, dan lainnya
-
Merencanakan Perawatan: menentukan tujuan perawatan, langkah-langkah perawatan, alat ortodonti pilihan, dan lainnya.
yang kemudian dilanjutkan dengan Pemasangan Alat Ortodonti (Tahap-2: Perawatan Ortodonti)
5 hal yang harus kamu ketahui sebelum perawatan ortodonti:
-
Tidak ada batasan umur untuk mendapatkan perawatan ortodonti.
-
Terdapat berbagai jenis alat ortodonti yang tersedia dan ortodontis akan memilih alat yang sesuai dengan kondisi gigi kamu.
-
Gigi dan jaringan penyangganya harus dalam kondisi sehat sebelum, selama dan sesudah perawatan ortodonti.
-
Susunan gigi yang rata merupakan salah satu keuntungan dari perawatan ortodonti, namun tujuan terpenting dari perawatan ortodonti adalah kesehatan gigi kamu secara umum.
-
Harga perawatan ortodonti sangat bervariasi. Pastikan kamu telah mendapatkan informasi yang jelas dari ortodontis terkait keseluruhan biaya perawatan.
Jika ortodontismu memberikan lebih dari satu rencana perawatan, maka keputusan ada ditanganmu. Oleh sebab itu , jangan ragu – ragu untuk menanyakan semua hal yang berkaitan dengan perawatan ortodontimu sebelum mengambil keputusan.
Tahap-2: Perawatan Ortodonti
Hal yang Diperhatikan Ortodontis dalam Perawatan Ortodonti:
-
Keluhan pasien
-
Estetika wajah dan senyum
-
Susunan gigi yang sejajar dan simetris
-
Hubungan gigi dan tulang rahang dalam semua bidang
Pertanyaan wajib pasien ortodonti:
-
Cara menjaga kebersihan rongga mulut saat perawatan ortodonti
-
Efek samping pada saat perawatan (adanya nyeri, kemungkinan sariawan, dsb)
-
Jadwal kontrol berkala
-
Hal-hal yang harus dilakukan bila bracketnya lepas
-
Pantangan (Misal makanan yang harus dihindari)
Pergerakan Gigi Secara Ortodonti
Gigi dapat bergerak karena adanya tekanan yang diberikan oleh alat ortodonti. Tekanan yang diberikan oleh alat ortodonti akan memicu suatu respon dalam jaringan penyangga gigi (jaringan periodontal).
Respon tersebut membuat tulang di sekitar gigi yang mengalami penekanan dapat mengalami pengurangan (resorpsi) dan sekaligus penambahan (aposisi) tulang di tulang sekitar gigi yang mengalami peregangan.
Proses tersebut akan terjadi secara berulang sehingga memungkinkan gigi bergerak secara bertahap.
Tahap-3: Paska Perawatan Ortodonti
Gigi yang telah berada di posisi baru setelah dikoreksi memerlukan waktu tertentu untuk beradaptasi di posisi barunya sehingga memiliki kecenderungan tinggi untuk kembali ke posisi awal. Fase ini diperlukan alat yaitu Retainer yang merupakan alat pasif yang digunakan untuk mempertahankan posisi final gigi setelah perawatan ortodonti selesai dan alat aktif dilepas.
Fase awal proses retensi dan stabilitas dimulai dengan pemakaian penuh waktu retainer dan hanya boleh dilepas di saat makan dan menyikat gigi. Ortodontis akan menyarankan pengurangan waktu pemakaian secara bertahap ketika retainer sudah dipakai secara penuh dalam kurun waktu tertentu.
Ingat, retainer merupakan model individual yang dirancang unik sesuai bentukan gigi kamu. Jika kamu tidak memakai retainer secara berkala sesuai anjuran, gigi akan relaps dan kamu akan merasa tidak nyaman (kencang) ketika retainernya akan dipakai kembail. Jika gigi relaps terlalu jauh, ada kemungkinan retainer kamu tidak dapat digunakan lagi sebab terjadi perubahan posisi gigi.